Senin, 25 Februari 2019

Karena aku percaya pada rencananya

     Perkenalkan namaku Dieni Mauliedia biasa dipanggil Dini, aku lahir di Tasikmalaya 14 juni 1999.dan kini aku sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi islam negri, di UIN Sunan gunung djati Bandung Semester dua.
Ketika aku kelas tiga SMA, dimana musim-musimnya semua murid untuk merencanakan dan menentukan jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi.ketika itu aku benar-benar bulat untuk melanjutkan pendidikan di universitas soedirman. Ketika itu meskipun orang tua tidak mengizinkan kuliah disana, aku memaksakan diri untuk daftar ke Unsoed tanpa sepengetahuan orang tua.
     Ketika itu, aku benar-benar percaya diri akan diterima disana,tanpa adamya berdo'a kepada Allah dan juga tanpa izin dari orang tua.
Akhirnya, waktu pengumuman SNMPTNpun dibuka, aku benar-benar percaya diri saat itu ketika akan melihat hasil. Dan ternyata kepercayaan diri yang tidak baik itupun menghasilkan hal yang tidak baik pula untukku, aku tidak diterima di universitas yang aku inginkan. Ketika itu aku benar-benar putua asa, sempat menilai salah kepada tuhanku, dan kesal kedapa orang tuaku. Selama beberapa hari aku benar-benar tidak ingin membicarakan soal perguruan tinggi dengan teman maupun guru.
Sewaktu-waktu dalam keheningan malam, aku sedang membaca buku yang berjudul Crayon untuk pelangi sabarmu. Ada satu kalimat yang membuat aku benar-benar sadar yaitu kalimat"Jadilah manusia bertuhan, jangan jadi manusia yang berperan tuhan". 
     Ketika aku langsung menangis dan benar-benar merasa bersalah kepada Allah, karna aku telah menilainya salah dan jauh darinya. Dan pada sejatinya aku harus bisa menyadari bahwa apa yang aku inginkan belum tentu itu yang terbaik untuku kedepannya, begitupun sebaliknya. 
     Ketika itu aku langsung menghubungi orang tuaku dan meminta maaf telah membohongi mereka. Dan ibuku berkata"nak, ingatkah kamu sewaktu kamu kecil, kamu sangat mencita-citakan menjadi apa? " aku terdiam ibuku melanjutkan perkataannya " ketika kamu kelas dua SD kamu memaksa ayah dan ibu untuk memasukanmu ke pesantren, karna kamu ingin menjadi orang yang benar-benar mengerti agama yang nantinya  bermanfaat bukan hanya untukmu tapi untuk semua umat islam,cita-citamu waktu itu sangat mulia lanjutkan lah untuk menggapai cita-cita itu nak! ". 
     Akhirnya, setelah apa yang terjadi saat itu.aku mencoba memperbaiki diriku, memperbaiki hubunganku dengan orang lain dan memeperbaiki hubunganku dengan Allah. 
    Akhirnya saat itu, aku benar-benar memilih UIN sunan gunung djati Bandung sebagai tempat untuk aku melanjutkan jenjang pendidikanku. 
Selain belajar, berdoa kepada tuhan dan terus meminta ridho dari orang tua. Satu kali ditolak, dua kali sampai ketiga kalinya aku belum saja diterima di UIN, tapi aku tidak merasa sedih justru malah membuatku semangat untuk mencoba sampai jalur tes terakhir. 
     Akhirnya, tes terakhir yaitu ujian mandiri aku mengikutinya kembali tanpa daftar ke universitas lain dan tanpa merasa takut untuk tidak terima. 
Disitu aku benar-benar percaya bahwa perjalananku, perjuanganku dengan beberapa kali ditolak aku percaya bahwa Allah melihat usaha aku. 
     Akhirnya, ketika pengumuman ujian mandiri aku diterima di UIN sunan gunung djati Bandung jurusan komunikasi dan penyiaran islam. Rasa bersyukur sangat besar saat itu.
     Dan akhirnya, ketika aku akan pergi untuk tinggal di Bandung ketika diperjalanan aku membuka dan membaca-baca buku harianku ketika SMA.dan ketika aku membaca, aku benar-benar terkejut melihat tulisanku ketika baru masuk SMA dimana ditulisan itu perguruan tinggi yang pertama aku tulis sebagai rencanaku yaitu di UIN Sunan gunung djati Bandung. 
     Subhanalloh, ketika aku benar-benar lupa permintaanku dan malah sempat menyalahkan tuhanku justru Allah tetap mengabulkan permintaanku. 
Sejak itu hingga sampai saat ini, aku percaya akan rencana sang maha kuasa.